Kalau kamu pikir crochet (merajut) cuma tren estetik zaman sekarang, tunggu dulu—ternyata teknik ini punya sejarah panjang yang penuh benang merah (dan benang warna-warni lainnya)!
🌍 Awal Mula Crochet: Asal Usul yang Masih Misterius
Tidak ada catatan pasti dari mana asal crochet sebenarnya, tapi banyak sejarawan percaya teknik ini sudah dikenal sejak abad ke-16. Kata "crochet" sendiri berasal dari bahasa Prancis yang berarti "kait kecil". Pas banget, karena alat utama yang digunakan adalah hakpen—jarum kait kecil yang jadi senjata utama perajut sejati!
Beberapa menyebut bahwa crochet berkembang dari teknik bordir kuno di Tiongkok atau Timur Tengah, lalu menyebar ke Eropa. Di sana, crochet mulai dikenal sebagai kerajinan tangan wanita bangsawan.
🪡 Rajutan untuk Bangsawan dan Pejuang
Di abad ke-19, crochet mulai populer di Eropa—terutama di Irlandia, di mana rajutan dikenal sebagai Irish Lace. Ini bukan sembarang renda, lho! Irish Lace bahkan pernah menjadi penyelamat ekonomi saat masa kelaparan, karena dijual sebagai barang mewah ke negara lain.
Bukan cuma soal estetika, crochet juga sempat punya peran dalam masa perang. Banyak wanita merajut selimut, syal, dan perlengkapan hangat untuk dikirim ke tentara di medan perang. Rajutan menjadi bentuk cinta dan harapan dalam setiap tusukannya.
🧵 Dari Tradisional ke Trendy
Masuk ke abad ke-20 dan 21, crochet mengalami transformasi besar. Bukan lagi sekadar aktivitas nenek-nenek di ruang tamu, kini rajutan tampil di panggung mode dunia. Mulai dari bucket hat, tote bag, vest estetik, sampai plushie lucu—crochet menjadi simbol kreativitas dan gaya hidup.
Di era media sosial, crochet makin bersinar! Banyak anak muda mulai belajar merajut, membuka toko handmade, dan menjadikan crochet sebagai identitas gaya yang unik dan penuh makna.
💡 Crochet Hari Ini: Lebih dari Sekadar Benang
Hari ini, crochet bukan cuma soal hasil akhirnya. Proses merajut mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan kehangatan—baik untuk yang membuat maupun yang memakainya. Setiap tusukan punya cerita. Setiap benang punya tujuan.
Dan di toko kami, benang-benang itu kami rajut jadi karya yang siap menemani harimu—dengan gaya, cinta, dan kreativitas mahasiswa yang nggak mau kalah gaya.